Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jika Berusia 60-an Ke Atas dan Ingin Lebih Disukai, Hentikan 8 Kebiasaan Ini

Ruslan Wahid - Ketika memasuki usia lanjut di atas 60 tahun, ini merupakan tahap hidup yang ideal untuk dinikmati bersama keluarga dan teman-teman dalam suasana damai dan penuh kasih sayang.

Akan tetapi, tanpa kita sadari, terdapat beberapa kebiasaan yang malah dapat menjadikan seseorang kurang disenangi oleh lingkungan sekitarnya.

Beberapa di antaranya mungkin sudah dilakukan bertahun-tahun tanpa berpikir bahwa hal tersebut dapat menciptakan jarak dengan keluarga atau teman.

Agar tetap disenangi dan dihormati, penting untuk menyadari kebiasaan-kebiasaan ini dan mulai mengubahnya.

Menurut artikel di blog Herald pada tanggal 2 April, ini adalah delapan kebiasaan yang perlu dihindari agar dapat lebih disenangi oleh lingkungan saat mencapai usia lanjut, yaitu antara 60 tahun dan seterusnya.

1. Terlalu Kekhawatiran Tentang Hal yang Sudah Berlalu

Merenungkan kisah masa lalu sungguh menggembirakan, terutama ketika terdapat beragam cerita manis yang dapat dibagikan.

Tetapi, apabila semua pembicaraan hanya penuh dengan kisah "dulu lebih baik" atau "sekarang telah berubah sangat banyak", orang-orang di sekeliling Anda mungkin merasa jemu atau bahkan tersinggung.

Terkadang, mengukur keadaan saat ini dengan masa lalu dapat membuat Anda tampak tertutup terhadap kemajuan jaman.

Sebaiknya jangan terus-menerus menceritakan kisah yang sama, namun lebih fokus pada pertanyaan-pertanyaan baru tentang situasi hidup orang lain sekarang. Ungkapkan minatmu akan pemikiran serta peristiwa dalam hidup mereka.

Maka dari itu, Anda tak sekadar menjadi pilihan favorit, namun juga mampu merintis ikatan yang lebih erat dengan lingkaran sosial Anda.

2. Terlalu Keras Keinginan untuk Bersandar pada Diri Sendiri dan Menghindari Pertolongan

Banyak individu yang telah menginjak usia 60 tahun ke atas sering kali merasa bahwa meminta dukungan dari pihak lain dapat menunjukkan ketidakmampuan atau ketergantungan mereka.

Sebenarnya, mengambil bantuan tidak menunjukkan kekurangan, tetapi justru cara bijak untuk merancang interaksi antar manusia.

Pemuda sekarang menganggap kolaborasi dan gotong royong sebagai bukti kekuatan.

Apabila seseorang menawari pertolongan, entah itu urusan sepele seperti mengangkat pembelian Anda atau hanya sekedar mendengar curahan hati Anda, usahakan untuk menerima tawaran tersebut secara positif.

Menerima dukungan dapat menguatkan tali persahabatan serta membuat individu di lingkaran Anda merasa terhormati karena kesempatan untuk turut ambil bagian dalam kehidupan Anda.

3. Kurang Memperhatikan Pendapat Orang Lain

Banyak kali, saat berinteraksi dengan orang lain, kita cenderung lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang ingin disampaikan dibandingkan dengan penuhnya mendengarkan pendapat atau pandangan dari lawan bicara.

Apabila Anda cuma sibuk menunggu kesempatan untuk bicara tanpa sungguh-sungguh mendengarkan, orang lain mungkin akan merasa tak dihargai. Mengikuti pembicaraan dengan fokus merupakan jalan menuju terbentuknya ikatan yang semakin kuat.

Ketika seseorang sedang bicara, usahakan untuk membuat kontak mata, menggelengkan kepala sebagai indikasi pemahaman, serta memberi balasan yang mencerminkan kepedulianmu terhadap apa yang mereka ungkapkan.

Jika Anda bersikap demikian, Anda akan menjadi lebih disenangi sebab orang lain merasa betah ketika sedang mengobrol dengan Anda.

4. Enggan Menunjukkan Perasaan

Pada masa lalu, sebagian besar orang diberi pengertian bahwa menyampaikan perasaan dapat ditafsirkan sebagai indikasi ketidakmampuan.

Sehingga, banyak individu lebih memilih untuk menutupi emosi mereka dan terus mengatakan "saya baik-baik saja", padahal sesungguhnya hal itu tidak benar.

Tetapi pada masa kini, kejujuran emosional malah dianggap sebagai suatu kelebihan. Orang-orang semakin menghargai sikap terbuka serta tulus saat berinteraksi.

Apabila Anda tengah merasa murung, khawatir, atau memerlukan bantuan, jangan ragu untuk mengobrol dengan orang yang dapat dipercayai.

Membagikan emosi dapat mengentaskan keterikatan relasional yang semakin kuat dan signifikan. Tambahan pula, individu lain cenderung merasa lebih dekat kepada Anda sebabnya mereka menyadari jika Anda pun adalah makhluk hidup yang berisi perasaan serupa dengannya.

5. Menolak Teknologi

Banyak individu yang telah mencapai tahapan tua menganggap teknologi sebagai sesuatu yang kompleks atau kurang penting untuk dipelajari. Namun, penolakan terhadap kemajuan teknologi dapat menyulitkan komunikasi antara Anda dengan anggota keluarga serta sahabat-sahabat Anda.

Pada masa kini, video call, obrolan kelompok, serta media sosial tidak hanya populer di kalangan remaja, melainkan telah menjadi metode primer bagi banyak orang dalam menjaga komunikasi dengan pihak lainnya.

Tidak ada yang menuntut Anda jadi pakarnya teknologi, tapi paling tidak coba untuk belajar beberapa hal fundamental.

Apabila cucu atau saudara yang lebih kecil menyodorkan tawaran membantu dalam belajar mengoperasikan aplikasi terbaru, jangan sungkan untuk memakainya.

Di luar menguntungkan dalam hal komunikasi, mempelajari teknologi dapat menambah rasa kepercayaan diri Anda serta menjaga ketepatan relevansi pada zaman sekarang.

6. Menyepelekan Kondisi Fisik yang Sehat dan Bugar

Banyak individu percaya bahwa seiring bertambahnya usia, sudah lumrah bila fisik menjadi lebih lemah dan mobilitas menurun. Akan tetapi, mindset tersebut malah dapat mengakibatkan penipisan tenaga dan penyusutan kesejahteraan dengan cepat.

Merawat kesehatan tak sekadar berkaitan dengan usia yang lanjut, melainkan juga mengenai meningkatnya mutu gaya hidup. Anda tidak diwajibkan untuk menjalani aktivitas fisik ekstrem layaknya menekuk besi ataupun berlari dalam jarak sangat jauh.

Aktivitas sederhana seperti berjalan kaki setiap hari, berkebun, atau mengikuti kelas yoga bisa membantu menjaga tubuh tetap bugar.

Saat kamu kelihatan bugar dan penuh energi, orang lain pun akan semakin menghormati serta menyukai kedatanganmu.

7. Menolak Perubahan

Perubahan mungkin tak selalu menyenangkan, namun menolakkannya secara total dapat menjadikan Anda tampak kaku serta susah untuk berkembang bersama perubahannya.

Dunia selalu berubah, dan jalan terbaik untuk tetap up-to-date adalah dengan senantiasa menerima perubahan yang ada.

Tidak perlu mengubah banyak hal, cukup dimulai dengan hal-hal sederhana seperti mencicipi masakan baru, menyaksikan film yang tidak biasa untukmu, atau memutar lagu-lagu populer saat ini.

Kesiapan menerima perubahan menandakan bahwa Anda tetap bersemangat dalam proses pembelajaran dan pertumbuhan. Orang lain umumnya lebih tertarik serta merasa nyaman ketika bersosialisasi dengan individu-individu yang adaptif dan siap mengadopsi ide-ide segar.

8. Hentikan Pembelajaran Sesuatu yang Baru

Banyak individu percaya bahwa sekali telah mencapai tahapan tua, sudah tak diperlukan lagi proses pembelajaran ataupun eksplorasi kegiatan yang belum pernah dicoba sebelumnya. Namun kenyataannya, aktivitas belajar serta beradaptasi merupakan metode paling efektif dalam merawat ketajaman otak dan menyegarkan semangat hidup agar selalu seru.

Anda dapat memulai dengan hal-hal kecil seperti membaca buku baru, mengeksplorasi hobi lainnya, atau mendaftar untuk kursus daring tentang subjek yang menjadi minat Anda.

Saat Anda secara konsisten menghadang tantangan baru dalam proses pembelajaran, Anda bukan saja akan merasakan kehidupan dengan intensitas yang lebih tinggi, namun juga mendapatkan penghargaan dari lingkungan sosial Anda.

Gaya hidup yang selalu ingin maju mendorong Anda menjadi orang yang lebih menawan dan membuktikan bahwa umur tidak pernah jadi hambatan untuk tetap enerjik serta bergairah dalam menghadapi kehidupan.

Posting Komentar untuk "Jika Berusia 60-an Ke Atas dan Ingin Lebih Disukai, Hentikan 8 Kebiasaan Ini"