Orang yang Merasa Terus tertinggal: 7 Karakter Unik yang Mungkin Anda Miliki Tanpa Sadar, Kata Psikolog

Ruslan Wahid - Di dalam hidup, terdapat individu yang senantiasa mengasihani diri karena merasa kurang sukses bila disbandingkan dengan kawan-kawannya ataupun mereka yang berada di lingkungan sekelilingnya.
Mereka merasa dirinya bergerak lebih lambat menuju sasaran, seolah-olah tiap tindakan mereka belum terpaut jauh dari kesuksesan pihak lainnya.
Apabila Anda pernah mengalami hal serupa, mungkin terdapat suatu pola kepribadian tertentu yang tidak disadarinya menciptakan bagaimana pandangan Anda tentang diri sendiri serta lingkungan di sekeliling.
Berdasarkan ilmu psikologi, emosi yang selalu terlambat sekitar lima langkah dibandingkan dengan realitas dapat disebabkan oleh berbagai karakteristik atau kebiasaan tertentu.
Berdasarkan laporan dari Small Biz Technology pada hari Rabu (2/4), ada tujuh jenis karakteristik umum yang biasa ditemukan pada individu dengan perasaan tersebut:
1. Perfeksionis Tanpa Kepuasan Sejati
Orang yang perfeksionis biasanya mengatur ekspektasi sangat tinggi bagi diri mereka sendiri.
Mereka menginginkan semuanya berjalan lancar tanpa cela, dan bila tak seirama dengan harapan mereka, rasanya seperti kandas dalam usaha tersebut.
Ini menyebabkan mereka selalu merasa belum cukup baik, bahkan ketika sudah mencapai sesuatu yang sebenarnya layak dibanggakan.
Terus-menerus mereka mengevaluasi diri sendiri dibandingkan dengan orang lain yang kelihatan lebih berhasil, akibatnya sering kali merasa kurang beruntung.
2. Rendah Harga Diri dan Cenderung Mengecilkan Bakat Dirinya Sendiri
Kepercayaan diri yang rendah membuat seseorang merasa bahwa dirinya tidak cukup berbakat atau tidak cukup pintar untuk bersaing dengan orang lain.
Seringkali mereka enggan melangkah maju dalam kehidupan, khawatir akan gagal, serta berpikir bahwa orang lain selalu lebih superior.
Sebagai akibatnya, mereka mengira diri sendiri terlalu jauh di belakang, sedangkan mungkin saja mereka sudah benar-benar berada pada rute yang sesuai.
3. Mengadopsi Pandangan Kaku (Fixed Mindset) dibandingkan dengan Pandangan yang Berkembang (Growth Mindset)
Berdasarkan ilmu psikologi, terdapat dua tipe cara berfikir: yaitu pemikiran yang bersifat statis atau fixed mindset, serta pemikiran yang selalu berkembang atau growth mindset.
Seseorang yang memiliki pola pikir tetap meyakini bahwa bakat dan intelegensinya bersifat statis serta susah untuk dimodifikasi, sedangkan individu dengan pola pikir pertumbuhan yakin bahwa mereka mampu mengasah keterampilan dan meningkatkan diri secara berkelanjutan.
Orang-orang yang terus-menerus merasa ketinggalan biasanya mempunyai pola pikir tetap, sehingga mereka cenderung berpikir tak mampu mengatasi keadaan tersebut.
4. Sering Terjebak dalam Overthinking dan Keraguan
Seseorang yang terlalu banyak merenung (overthinking) biasanya kesulitan untuk bertindak.
Mereka cemas tentang berbagai skenario negatif, terus-menerus mengkhawatirkan dampak dari tiap pilihan yang ada sampai pada ujungnya mereka tak melakukan apa-apa.
Sementara itu, orang lain sudah melangkah maju dan mengambil peluang. Hal ini membuat mereka merasa semakin tertinggal.
5. Rentan Pengaruh dari Media Sosial
Pada zaman digital ini, banyak individu yang merasa ketinggalan hanya dengan membandingkan diri mereka sendiri dengan hidup orang lain di platform-media sosial.
Mereka kerap mengukur kesuksesan mereka melalui capaian teman-temannya yang ditampilkan di Instagram.
Facebook, atau mungkin LinkedIn. Faktanya, apa yang dipaparkan di media sosial hanya menunjukkan aspek paling positif dari hidup seseorang, bukannya situasi sebenarnya secara menyeluruh.
Tetapi, orang-orang yang selalu merasa ketinggalan cenderung memandang hal tersebut sebagai patokan yang wajib dicapai, sehingga membuat mereka makin berpikir bahwa dirinya kurang memadai.
6. Tidak Cukup Memperhatikan Tahapannya dan Lebih Menekankan pada Hasilnya saja
Seseorang yang sering kali merasa ketinggalan umumnya terlampau sibuk memperhatikan tujuan akhir hingga melupakan kesenangan dalam perjalanannya.
Mereka mengamati orang-orang yang telah mencapai kesuksessan dan menjadi frustasi karena merasa belum mendekati tahap tersebut.
Sebenarnya, tiap individu punya jalannya masing-masing dalam proses pertumbuhan.
Apabila cuma fokus pada akhirannya saja, seseorang dapat hilang semangat serta bertambah yakin bahwa dia tak sanggup menyusul ketinggalan itu.
7. Cenderung Memundahkan Tugas dan Kesulitan dalam Melakukan Perkara Awal
Mengekspresikan keterlambatan sebagai suatu kebiasaan dapat menghentikan pertumbuhan seseorang.
Orang-orang yang senantiasa merasa ketinggalan biasanya percaya bahwa mereka perlu menanti saat "yang tepat" untuk melakukan sesuatu, namun sebenarnya momen ideal untuk memulai ialah pada saat ini juga.
Ketika mereka masih bimbang untuk memulainya, orang lain telah terlebih dahulu bergerak maju dan meraih kesuksesan.
Kesimpulannya: Rubah Cara Berpikir, Stop Membandingkan Diri, dan Dimulai dengan Proses Berkembang
Apabila Anda sering kali merasa kurang maju dibandingkan orang sekitar, bisa jadi penting untuk mengevaluasi ulang cara berpikir serta kebiasaan yang mendukung rasa itu.
Tiap individu mempunyai lintasan kehidupan unik dengan jangka waktunya masing-masing untuk meraih kesuksesan.
Jangan membiarkan perfeksionisme, berpikir terlalu banyak, atau kecenderungan menundanya tugas mencegah perkembangan Anda.
Pusatkan perhatianmu pada tahapan-tahapan tersebut, kembangkan rasa percaya diri, serta ingat bahwa tiap gerakan meski kecil masih memiliki artinya.
Apakah Anda mengenali diri Anda sebagai salah satu dari tujuh sifat itu?
Beritahu kisah hidup Anda dan ambil tindakan pertama dalam menangani rasa terus-menerus di belakang orang lain!
Posting Komentar untuk "Orang yang Merasa Terus tertinggal: 7 Karakter Unik yang Mungkin Anda Miliki Tanpa Sadar, Kata Psikolog"