Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Bagek Gaet Pohgading Timur

Perayaan Maulid Nabi

Lombok Timur- Masyarakat Dusun Bagek Gaet, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1447 H/2025 pada Ahad (14/9) di Masjid Al-Falah dengan penuh khidmat. Acara yang dipandu oleh Suhaep selaku panitia ini berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan jamaah, tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat pemerintah, hingga para pemuda dan anak-anak setempat.

Hadir dalam acara tersebut Tuan Guru Haji (TGH) Saiful Bahrudin, QH. Asshaulati selaku penceramah utama, Camat Pringgabaya, Kepala Desa Pohgading Timur H. Idris, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta tamu undangan lainnya. Kehadiran mereka semakin menambah kekhidmatan dan keberkahan acara yang menjadi tradisi tahunan masyarakat Bagek Gaet. .

Sejak pagi, halaman masjid di Bagek Gaet sudah dipenuhi jamaah. Warga datang berduyun-duyun membawa dulang berisi aneka hidangan khas Lombok. Tradisi membawa dulang ini bukan sekadar makan bersama, tetapi simbol syukur, berbagi rezeki, dan mempererat persaudaraan.

Kegiatan diawali dengan pembacaan tilawah Al-Qur’an yang menambah suasana religius di dalam masjid. Selanjutnya, sambutan pertama disampaikan oleh tokoh masyarakat Bagek Gaet, H. Nahjun, M.Pd. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara Maulid serta mengajak masyarakat untuk meneladani perjuangan Rasulullah SAW.

“Kita tidak hanya mengenang perjalanan hidup Rasulullah, tetapi juga harus menjadikannya teladan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Harapan kami, momentum ini dapat mempererat ukhuwah islamiah di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Desa Pohgading Timur, H. Idris. Beliau memberikan apresiasi kepada panitia dan seluruh elemen masyarakat yang telah bekerja sama menyukseskan kegiatan ini. “Terima kasih atas kerja keras panitia, tokoh agama, tokoh pemuda, dan seluruh masyarakat sehingga acara Maulid ini bisa berjalan lancar. Mari kita jaga kebersamaan dan keamanan desa kita agar tetap kondusif,” ucapnya.

Kemudian, Camat Pringgabaya dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga stabilitas keamanan dan solidaritas sosial di tengah masyarakat. Ia juga menyampaikan sejumlah program pembangunan pemerintah daerah, termasuk bidang kesehatan dan pendidikan, yang diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga.

Puncak acara adalah tausiyah dari TGH. Saiful Bahrudin, QH. Asshaulati, seorang ulama yang dikenal luas di Lombok Timur. Dengan suara yang tenang namun penuh wibawa, beliau membuka ceramahnya dengan mengajak jamaah untuk banyak bershalawat kepada Rasulullah SAW.

“Tiada hadiah yang paling indah bagi Rasulullah pada hari kelahirannya selain shalawat dari umatnya. Maka mari kita perbanyak shalawat, karena shalawat adalah bukti cinta kita, dan cinta itu akan membawa kita dekat kepada beliau di hari kiamat nanti,” ujarnya.

Beliau kemudian menguraikan beberapa poin penting yang menjadi inti dari tausiyahnya:

1. Rasulullah Sebagai Teladan Akhlak Mulia

TGH. Saiful menekankan bahwa salah satu misi utama Rasulullah SAW diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak.

“Kita sering mendengar sabda Nabi: Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq – Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Maka jika hari ini kita memperingati Maulid, artinya kita harus berusaha mencontoh akhlak beliau, bukan hanya berhenti pada perayaan semata,” jelasnya.

Beliau mencontohkan bagaimana Nabi selalu jujur dalam ucapan, amanah dalam tugas, sabar menghadapi cobaan, dan penuh kasih sayang kepada semua makhluk. Nilai-nilai inilah yang menurutnya harus dihidupkan kembali dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di tengah tantangan moral zaman sekarang.

2. Relevansi Teladan Nabi di Era Modern

Menurut TGH. Saiful, umat Islam saat ini menghadapi banyak tantangan: arus teknologi, gaya hidup konsumtif, hingga pergaulan bebas yang mengikis nilai moral. Di sinilah teladan Nabi Muhammad SAW menjadi sangat relevan.

“Rasulullah adalah sosok pemimpin yang visioner. Beliau mengajarkan disiplin, kejujuran, kerja keras, dan kepedulian sosial. Kalau semua itu kita terapkan, insyaAllah masyarakat kita akan terhindar dari krisis moral yang semakin mengkhawatirkan,” tegasnya.

Beliau juga mengingatkan para orang tua agar menjadi teladan bagi anak-anaknya. Pendidikan karakter menurutnya harus dimulai dari rumah, dengan menanamkan nilai-nilai islami sejak dini.

3. Generasi Muda dan Tantangan Zaman

Dalam tausiyah yang berlangsung hampir satu jam, TGH. Saiful banyak menekankan peran generasi muda. Beliau mengingatkan bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, sehingga mereka harus meneladani Nabi bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam etos kerja, semangat menuntut ilmu, dan kepedulian sosial.

“Anak-anak muda jangan hanya bangga dengan acara Maulid. Bangga itu bagus, tapi lebih penting adalah bagaimana Maulid menumbuhkan semangat untuk meniru Nabi: rajin belajar, hormat kepada orang tua dan guru, jujur dalam ucapan, serta santun dalam pergaulan,” pesan beliau.

TGH. Saiful juga menyinggung bahaya narkoba, pergaulan bebas, dan penggunaan teknologi yang tidak bijak. Beliau mengajak generasi muda untuk mengisi hidup dengan hal-hal bermanfaat, seperti memperdalam ilmu agama, mengembangkan kreativitas, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

4. Maulid Sebagai Momentum Kebersamaan

Di akhir tausiyahnya, TGH. Saiful menekankan bahwa Maulid juga harus dimaknai sebagai ajang memperkuat ukhuwah. Tradisi makan bersama, gotong royong menyiapkan acara, hingga saling berbagi rezeki adalah wujud nyata ajaran Rasulullah tentang kebersamaan.

“Nabi mengajarkan kita untuk hidup saling mencintai, saling menolong, dan saling menghargai. Maka jangan sampai setelah Maulid, kita kembali berselisih atau bermusuhan. Justru Maulid harus menjadi titik balik memperkuat persaudaraan kita,” pungkasnya.

Bagek Gaet Pohgading Lombok Timur
Usai tausiyah, acara dilanjutkan dengan tradisi makan bersama. Dulang-dulang yang telah ditata rapi dibuka dan dibagi ke seluruh jamaah. Hidangan khas Lombok dinikmati bersama-sama, tanpa memandang status sosial, tua atau muda, kaya atau sederhana. Semua larut dalam suasana kebersamaan.

Bagi masyarakat Bagek Gaet, tradisi ini bukan sekadar makan bersama, melainkan simbol persaudaraan. Dengan berbagi makanan, mereka meyakini rezeki akan semakin berkah.

Para pemuda, panitia dan lainnya tampak riang gembira, sementara orang tua saling bercengkrama. Para tamu undangan juga ikut larut dalam suasana hangat ini. Inilah salah satu ciri khas Maulid di Lombok yang tidak dimiliki oleh daerah lain, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Usai menikmati sajian dulanag para jamaah pulang dengan hati penuh kebahagiaan dengan membawa berkat berupa bingkisan yang telah disiapkan oleh panitia.

Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang ritual tahunan, tetapi juga sarana memperkuat nilai religius, sosial, dan budaya masyarakat. Tausiyah penuh makna dari TGH. Saiful Bahrudin meninggalkan pesan penting: bahwa kecintaan kepada Nabi tidak cukup dengan perayaan, melainkan harus diwujudkan dalam akhlak, ibadah, dan amal nyata.

Dengan semangat Maulid, masyarakat Bagek Gaet membuktikan bahwa tradisi bisa berjalan seiring dengan nilai-nilai agama, dan keduanya menjadi perekat sosial yang menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat.

Posting Komentar untuk "Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Bagek Gaet Pohgading Timur"